Bermacam Budaya China Diantaranya Minum Teh
Budaya minum teh tionghoa merujuk pada cara menyiapkan teh pada saat meminum teh di Tiongkok. Budaya minum teh Tionghoa ini berbeda dalam cara menyiapkan, rasa dan saat untuk meminum teh dengan yang di negara lainnya.
Bermacam Budaya China Diantaranya Minum Teh
Budaya minum teh di Tiongkok selain menjadi minuman yang disukai. Bahkan telah digunakan sebagai minuman tradisional dan untuk pengobatan. Penasaran dengan budaya minum teh Tionghoa.
Langsung saja berikut ini adalah budaya mengenai minum teh Tionghoa.
Budaya minum teh sudah dikenali sejak 3000 tahun sebelum masehi sejak ditemukan oleh kaisar Shen Nung dan berlanjut di Jepang sejak Kamakura (1192-1333) oleh pengikut Zen.
Masyarakat Tionghoa sudah menyakini bahwa teh dapat menetralisir kadar lemak dalam darah, setelah mereka mengkonsumsi makanan yang mengadung lemak. Bahkan mereka juga menyakini bahwa minum teh dapat melancarkan buang air kecil, menghamnbat diare dan lain lainnya.
Teh telah terjadinya pengembangan pada Dinasti Qin dan Han. Daun the dipangang dan di giling hingga menjadi bubuk. Teh ini disebut sebagai teh panggang dan dapat dicampur dengan tumbuhan lain seperti kucai, jahe dan jeruk. Budaya minum teh ini sering diselenggarakan di istana, kuil dan acara-acara perkumpulan para cendekiawan.
Lu Yu yaitu dari zaman Dinasti Tang ini selama bertahun-tahun lamanya mengamati dan meneliti, menulis sebuah buku yang berjudul “Cha Jing”. Buku ini meringkaskan satu perangkat metode, dari menanam sampai memetik hingga membuat rasa teh sampailah mencicipi teh.
Tata cara minum teh di berbagai tempat di Tiongkok tentunya berbeda. Karena setiap daerah punya kebiasaan minum teh yang juga berbeda. Sebagai contoh, Beijing. Ketika tuan rumah menyuguhkan secangkir teh. Maka tamu harus berdiri dan menerimanya dengan dua tangan sambil mengatakan terima kasih. Sementara ketika di propinsi Guandong dan Guangxi, Tiongkok Selatan. Saat tuan rumah menyuguhkan teh, maka tamu harus segera mengetuk meja sebanyak 3 kali dengan jari kanan untuk mengunkapkan terima kasihnya. Kebiasaan mengetuk meja ini konon katanya berasal dari Kaisar atau pembesar zaman dahulu mengadakan perjalanan dengan menyamar, maka ketika bersama-sama minum the, bawahannya menggantikan bersujud kepada Kaisar dengan mengetuk meja untuk menyatakn terima kasih.
Saat menyajikan teh, perlu diperhatikan adalah kebersihan peralatan dan keamanan. Jangan sampai air panas tumpah ke tamu. Saat minum teh, teh tersebut harus diseduh dengan benar. Tetap harus menhargai tamu.
Saat minum teh, banyak alat yang perlu dipersiapkan secara detail, misalnya tangan yang tidak boleh menyentuh daun teh yang akan diseduh. Alat pertama yang digunakan adalah tea tray yang menandakan area untuk menyeduh the. Kemudian, ada dry tea boat, tea pot atau teko. Penggunaan teko pun berbeda sesuai dengan jenis teh dan bahan dari teko. Kemudian, tea pot mat, tea towels, tea pitcher agar teh tidak terendam terus-menerus. Karna jika teredam sangat lama, maka kadar asam dalam teh tersebut akan meningkat dan jika diminun akan menyebabkan gangguan pada pencernaannya.
Kebiasaan minum teh adalah sebagai bentuk penghormatan kepada yang lebih tua dengan menawarkan secangkir teh. Misal, saat pergi ke restoran untuk minum teh bersama dengan orang yang lebih tua. Dahulu kala, orang dengan kasta yang lebih rendah akan menyajikan teh kepada yang kasta yang lebih tinggi. Tetapi seiring berjalannya wkatu, adat kebiasaan ini Sudha mulai memudar. Kadang kala orangtua yang menungkan secangkir teh untuk menunjukkan kepeduliannya.
Selain itu, biasanya orang-orang akan minum the bersama dengan keluarganya dengan [ergi ke restoran dan minum bersama karna setelah anak-anaknya meninggalkan rumah untuk kerja atau menikah, mereka sudah jarang menghabiskan waktu dengan orangtuanya. Karna ini adalah sebuah bentuk ikatan keluarga. Fenomena ini membuktikan bahwa pentingnya teh dalam nilai kekeluargaan di Tiongkok.
Budaya minum teh juga dapat menjadi bagian dari permintaan maaf resmi di budaya Tiongkok. Contohnya, seorang yang sudah melukan kesalahan bisa menyajikan teh kepada orang tersebut sebagai tanda penyesalan dan meminta ampun.
Budaya minum teh ini juga dapat lihat saat upacara pernikahan adat Tionghoa. Yaitu mempelai pria dan wanita berlutut di depan orangtua masing-masing dan memberikan teh lalu berterima kasih kepada mereka. Ini merupakan salah satu bentuk terima kasih karna telah dibesarkan.
Selain minum teh, masih banyak lagi budaya China yang menarik diantaranya baju tradisional yang sangat anggun, dan juga bahasa yang beragam salah satunya bahasa mandarin.