Asal Usul Imlek Dan Perayaan Tahun Baru China di Indonesia
Perayaan tahun baru China atau Chinese New Year merupakan perayaan yang paling dinantikan oleh semua warga etnis Tionghoa. Perayaan tahun baru imlek dimulai pada hari pertama bulan pertama zhengyue (正月) penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Gomeh (十五暝 元宵節)yaitu Festival Lentera hari kelima belas.
Perayaan tahun baru ini sangat identik dengan warna merah, pertunjukan barongsai, dan juga angpao. Malam tahun baru imlek disebut dengan chuxi (除夕) yang artinya “malam pergantian tahun”. Tahun ini imlek dirayakan pada tanggal 1 februari.
Baca juga…
25 makanan khas China yang enak dan populer
Tempat wisata populer di China
Tempat wisata populer di Taiwan
Asal Usul Imlek Dan Perayaan Perayaan Tahun Baru China di Indonesia
Menurut buku yang berjudul Jingchu Sui Shi Ji (荊楚歲時記), catatan kebiasaan tahun baru Jingchu yang dibuat pada zaman Dinasti Selatan dan ditulis oleh Zong Lin (498–561). Zaman dahulu ada seekor raksasa pemakan manusia dari pegunungan, ada juga yang menyebut dari bawah laut, bernama nian (年) yang muncul diakhir musim dingin untuk memakan hasil panen, ternak, dan bahkan penduduk desa. Untuk melindungi diri, para penduduk menaruh makanan didepan pintu pada awal tahun agar Nian memakan makanan yang sudah mereka siapkan dan tidak akan menyerang ataupun memangsa ternak dan hasil panen mereka.
Dan pada suatu waktu penduduk melihat Nian berlari ketakutan setelah melihat seorang anak kecil yang mengenakan baju berwarna merah. Sejak saat itu Nian tidak pernah datang lagi kedesa untuk menyerang penduduk.
Pada akhirnya Nian ditangkap oleh Hongjun Laozu (鸿钧老祖). Adalah seorang dewa Taoisme dalam kisah Fengsheng Yanyi, dan dijadikan kendaraan Hongjun Laozu.
Kemudian para penduduk percaya bahwa Nian takut dengan warna merah, sehingga setiap tahun baru akan datang, mereka akan menggantungkan lentera dan gulungan kertas merah dijendela dan pintu. Para penduduk juga menggunakan kembang api untuk menakut-nakuti Nian. Tradisi mengusir Nian ini kemudian berkembang menjadi perayaan tahun baru, yang disebut guonian (过年).
Perayaan Imlek di Indonesia
Seperti perayaan imlek di Tionghoa, perayaan imlek di Indonesia juga dirayakan dengan meriah oleh para kelompok etnis Tionghoa. Beragam acara diselenggarakan untuk meramaikan tahun Baru China ini. Dan biasanya dirayakan selama 15 hari.
Banyak hal yang mereka siapkan ketika imlek diantaranya melaksanakan pemujaan kepada leluhur, seperti dalam upacara kematian, memelihara meja abu, atau lingwei (lembar papan kayu bertuliskan nama almarhum leluhur), bersembahyang leluhur seperti yang dilakukan pada hari Ceng Beng (hari khusus untuk berziarah dan membersihkan kuburan leluhur)
Selain itu masih ada beberapa tradisi imlek yang dilakukan untuk meramaikan perayaan tahun baru, diantaranya :
- Berbagi hongpao (红包)
Berbgai hongpao adalah tradisi wajib untuk merayakan imlek,, yaitu para orang tua membagikan amplop berwarna merah berisikan sejumlah uang kepada anak kecil. Anak-anak dewasa yang masih belum bekerja pun terkadang juga mendapatkan hongpao.
- Menyalakan petasan dan kembang api.
Tradisi menyalakan petasan dan kembang api tidak hanya dilakukan di Indonesia saja tetapi dinegeri asalnya China juga ada. Hal ini dikarenakan masyarakat Tionghoa percaya dengan membunyikan suara yang keras dapat mengusir roh jahat.
- Sembahyang leluhur
Sembahyang leluhur biasanya dilakukan di klenteng menjelang Imlek dan Cap Go Meh. Tradisi ini dilakukan untuk menghoramti serta mendoakan arwah para leluhur.
Selain di klenteng, sembahyang juga dapat dilakukan dirumah tepat sebelum perayaan imlek, tentunya dengan menyajikan persembahan makanan, dupa dan lilin.
- Serba berwarna merah
Warna merah menjadi ciri khas perayaan tahun baru China/ imlek. Ketika imlek tiba, semua orang akan mendekorasi rumahnya dengan hiasan berwarna merah, memakai pakaian berwarna merah, hongpao warna merah.
Hal ini dikarenakan warna merah melambangkan keberuntungan, kebahagiaan dan kekuatan.
- Pertunjukan barongsai
Masyarakat Tionghoa percaya bahwa tarian barongsai dapat membawa kemakmuran dan keberuntungan untuk tahun yang akan datang. Pertunujukan berupa dua orang yang memakai topeng kepala singa besar yang melompat diatas tongkat.
Pertunjukan barongsai banyak diselenggarakan untuk meramaikan imlek di Indonesia. dan tidak hanya orang Chindo saja tetapi warga setempat juga ikut menikmati pertujukan tersebut.
- Hidangan khas imlek
Sebagai warga yang mempertahankan tradisi leluhur, tidak hanya perayaannya saja tetapi juga makanan khas wajib ada ketika imlek. Selain makanan berat khas Tionghoa, juga ada kue seeprti kue keranjang, kue mangkok, manisan, hingga buah-buahan.
- Berkumpul bersama keluarga
Imlek merupakan moment yang dinantikan setiap orang untuk berkumpul dengan keluarga. Selain makan bersama dan berbagi hongpao, mereka biasanya juga pergi berwisata bersama keluarga besar.
- Membersihkan rumah
Membersihkan rumah sehari sebelum imlek, merupakan kebiasaan yang wajib dilakukan. Hal ini dilakukan karena warga Tionghoa percaya bahwa bersih-bersih dapat membuang keburukan dan sial selama setahun terakhir.
Namun sangat dilarang bersih-bersih rumah selama imlek. Karena membersihkan rumah bisa dianggap membersihkan rejeki yang hendak datang kerumah tersebut.
- Membaca ramalan shio
Shio merupakan simbol binatang dalam astrologi Tionghoa. Shio memiliki dua belas hewan yang mewakili tahun, bulan, dan jam tertentu dimana setiap shio memiliki karakter dan elemennya masing-masing.
Shio meramalkan kehidupan percintaan, karier, kesehatan dan keuangan yang pada setahun kedepan. Dan ramalan shio ini akan dijadikan acuan masyarakat Tionghoa dalam memahami kehidupan di tahun tersebut.