Festival Zhongyuan (中元节), Asal Usul dan Makna di Balik “Hari Hantu”

asal usul festival Zhongyuan

Setiap tanggal 15 bulan ke-7 penanggalan lunar, masyarakat Tiongkok memperingati Festival Zhongyuan (中元节, Zhōngyuán Jié), yang juga dikenal sebagai Festival Hantu (Ghost Festival) atau dalam Buddhisme disebut Ullambana Festival (盂兰盆节, Yúlánpén Jié). Di balik suasana mistis dan berbagai ritual khasnya, Festival Zhongyuan memiliki akar budaya, keagamaan, dan spiritual yang mendalam, mencerminkan nilai-nilai bakti, belas kasih, dan penghormatan kepada leluhur.

Hallo teman teman kali ini kita akan membahas festival Zhongyuan (中元节), asal usul dan makna di balik “Hari Hantu”

Festival Zhongyuan (中元), Asal Usul dan Makna di Balik “Hari Hantu”

Festival Zhongyuan bukan sekadar “hari hantu”, tetapi sebuah refleksi budaya dan spiritualitas Tiongkok yang kaya. Di balik nyala dupa dan suara doa, tersembunyi ajaran mendalam tentang bakti, kebaikan, dan koneksi antara dunia hidup dan mati. Ini adalah momen bagi manusia untuk menghargai leluhur, berintrospeksi diri, dan menguatkan hubungan keluarga, baik yang masih hidup maupun yang telah pergi.

Yuk kita simak! Festival Zhongyuan, asal usul dan makna di balik “Hari Hantu” :

Asal Usul Festival Zhongyuan

  1. Dalam Tradisi Taoisme: Hari Pengampunan Dosa Arwah

Dalam ajaran Taoisme, Zhongyuan adalah salah satu dari Tiga Hari Yuan (三元 Sānyuán):

Shangyuan (上元) – 15 bulan pertama (Tahun Baru Imlek)

Zhongyuan (中元) – 15 bulan ke-7 (Festival Hantu)

Xiayuan (下元) – 15 bulan ke-10 (Festival Air)

Festival Zhongyuan dikaitkan dengan Dewa Tanah Tengah (中元地官大帝 Zhōngyuán Dìguān Dàdì), salah satu dari Tiga Dewa Surga (三官大帝 Sānguān Dàdì). Pada hari ini, Dewa tersebut dikatakan turun ke dunia fana untuk mengampuni dosa-dosa arwah di alam baka. Maka dari itu, masyarakat melakukan ritual pengampunan, membakar dupa dan persembahan bagi leluhur mereka, agar para arwah mendapat kedamaian.

  1. Dalam Ajaran Buddhisme: Kisah Maudgalyayana dan Ibunya

Asal-usul festival ini juga sangat erat dengan kisah legendaris dari Buddhisme Mahayana, yaitu cerita tentang Maudgalyayana (目犍连 Mùjiānlián), salah satu murid utama Buddha. Ia menggunakan kekuatan spiritualnya untuk mencari ibunya yang telah meninggal, dan menemukan bahwa ibunya terlahir kembali di alam setan kelaparan (饿鬼 èguǐ), penuh penderitaan dan tidak bisa makan.

Meskipun ia mencoba memberinya makanan, makanan itu berubah menjadi api di tangan ibunya. Maudgalyayana pun memohon petunjuk kepada Sang Buddha, yang menyarankan agar ia mempersembahkan makanan dan barang kepada para biksu dan berbuat kebajikan pada hari ke-15 bulan ke-7.

Dari sinilah lahir konsep “Ullambana”, yaitu ritual melepaskan penderitaan arwah melalui doa, persembahan, dan kebaikan hati anak terhadap orang tuanya yang telah meninggal. Festival ini mengajarkan pentingnya filial piety (bakti anak kepada orang tua), bahkan setelah mereka meninggal.

Kepercayaan Rakyat: Bulan Hantu dan Roh Liar

Selain dari kepercayaan Taoisme dan Buddhisme, kepercayaan rakyat Tiongkok menyebut bulan ke-7 lunar sebagai Bulan Hantu (鬼月 Guǐyuè). Diyakini bahwa selama bulan ini, pintu dunia roh terbuka, dan arwah-arwah dari alam baka, baik yang punya keturunan maupun tidak, kembali ke dunia manusia.

Puncaknya adalah pada hari ke-15 bulan ke-7, saat arwah-arwah ini mencari makanan, doa, dan persembahan. Karena itu, masyarakat menyalakan dupa, membakar uang kertas, pakaian dari kertas, dan menyajikan makanan untuk menyenangkan roh-roh tersebut. Jika roh tidak menerima persembahan, diyakini mereka bisa membawa sial atau gangguan bagi keluarga yang lupa mendoakan mereka.

Tradisi dan Aktivitas Umum Selama Festival Zhongyuan

  1. Membakar Uang Kertas dan Barang dari Kertas

Melambangkan pemberian bekal kepada arwah agar mereka memiliki “harta” di dunia lain.

  1. Persembahan Makanan di Altar atau Pinggir Jalan

Biasanya diletakkan di depan rumah atau kuil. Makanan berupa buah, kue, dan lauk-pauk sebagai bentuk penghormatan.

  1. Mengapungkan Lentera di Sungai

Lentera ini disebut “灯船 dēngchuán” (perahu lentera), digunakan untuk menerangi jalan arwah kembali ke alam baka.

  1. Pertunjukan Opera Jalanan (野台戏 yětái xì)

Didedikasikan untuk roh-roh, biasanya barisan kursi depan dikosongkan karena dianggap disediakan untuk roh tak terlihat.

  1. Doa dan Ritual di Kuil

Keluarga pergi ke kuil untuk menyalakan dupa, membaca sutra, dan melakukan ritual khusus untuk menyelamatkan arwah.

Nilai dan Makna di Balik Festival Zhongyuan

Menghormati Leluhur: Sebuah bentuk bakti kepada orang tua dan nenek moyang yang telah tiada.

Belas Kasihan kepada Roh Terlantar: Mendoakan arwah-arwah yang tidak memiliki keluarga untuk mempersembahkan.

Kesadaran Diri dan Refleksi Spiritual: Mengingatkan manusia bahwa hidup di dunia bersifat sementara, dan penting untuk berbuat kebaikan selama hidup.

Pembersihan Energi Negatif: Persembahan dan ritual dipercaya bisa menangkal kesialan atau roh jahat yang berkeliaran.

Larangan dan Pantangan Selama Festival Zhongyuan

Dalam kepercayaan tradisional, ada banyak hal yang dianggap tabu atau tidak boleh dilakukan selama Bulan Hantu, terutama pada malam puncak Zhongyuan (malam ke-15 bulan ke-7 lunar). Beberapa di antaranya:

Hal-hal yang Dihindari:

Tidak keluar rumah terlalu malam, karena roh diyakini berkeliaran di jalanan.

Tidak menggantung pakaian basah di luar malam hari, karena diyakini roh bisa “menumpang” di pakaian.

Tidak memanggil nama lengkap seseorang di malam hari, karena bisa mengundang roh salah mengira panggilan itu untuk mereka.

Tidak duduk di barisan depan pertunjukan opera jalanan, karena tempat itu disediakan untuk roh.

Tidak mengambil persembahan di pinggir jalan, karena itu dipersembahkan untuk roh, dan mengambilnya dianggap tidak sopan.

Tidak memulai hubungan asmara atau menikah selama bulan ke-7 lunar, karena dianggap membawa sial.

Simbolisme dan Filosofi dalam Festival Zhongyuan

Api dan Cahaya: Lentera dan dupa melambangkan pencerahan serta petunjuk bagi roh agar tidak tersesat.

Asap dan Uang Kertas: Membakar persembahan dari kertas diyakini mengirimkannya ke dunia roh, sebagai simbol ikatan antara dua alam.

Air: Sungai atau danau sebagai pengantar lentera — simbol aliran kehidupan dan kematian.

Warna Merah dan Kuning: Warna yang digunakan untuk altar dan dupa, melambangkan energi positif dan keselamatan.

Perayaan Modern

Di kota-kota besar Tiongkok dan Taiwan saat ini, Festival Zhongyuan masih dirayakan, meski lebih bersifat simbolis:

Pemerintah kadang menyelenggarakan doa bersama untuk keselamatan masyarakat.

Banyak warga melakukan ritual sederhana di rumah, terutama di Taiwan, Hong Kong, dan komunitas Tionghoa di Asia Tenggara.

Di beberapa wilayah, festival ini juga dijadikan kesempatan untuk berbagi makanan kepada fakir miskin, sebagai bentuk kebajikan.

 

Demikian informasi tentang asal usul festival Zhongyuan. Tentunya masih banyak informasi menarik lainnya dari admin  MandarinMe diantaranya 40 Makanan Khas China Yang Terkenal Di Dunia. Semoga informasi ini bermanfaat untuk kita semua.

Mungkin Anda juga menyukai