Sejarah Tradisi Perayaan Imlek (Chūnjié – 春节) di China

Sejarah Tradisi Perayaan Imlek (Chūnjié - 春节) di China

Imlek atau Festival Musim Semi (Chun Jie) (Chūnjié – 春节) China, adalah salah satu perayaan terbesar dalam budaya Tionghoa. Festival ini menandai pergantian tahun dalam kalender lunar Tionghoa dan biasanya berlangsung selama 15 hari, dimulai pada malam Tahun Baru Imlek hingga Festival Lampion. Perayaan imlek 2576 Kongzili jatuh pada hari Rabu, 29 Januari 2025.

Bagaimana sejarah perayaan imlek?  Bagaimana orang China merayakan tahun baru Imlek?? Kegiataan apa saja yang biasan dilakukan di tahun baru Imlek??

 

Sejarah Tradisi Perayaan Imlek (Chūnjié – 春节) di China

Hallo teman teman kali ini kita akan membahas tentang tradisi perayaan imlek di China.

Perayaan Imlek atau Festival Musim Semi (Chun Jie) (Chūnjié – 春节) China, adalah salah satu perayaan terbesar dalam budaya Tionghoa. Festival ini menandai pergantian tahun dalam kalender lunar Tionghoa dan biasanya berlangsung selama 15 hari, dimulai pada malam Tahun Baru Imlek hingga Festival Lampion.

 

Asal Usul Tradisi Perayaan Imlek

  1. Mitos Nian

Legenda mengatakan bahwa dahulu kala, ada makhluk buas bernama Nian yang muncul setiap akhir tahun untuk menyerang penduduk dan hewan ternak.

Penduduk menemukan bahwa Nian takut terhadap suara keras, api, dan warna merah. Oleh karena itu, mereka menghias rumah dengan warna merah, menyalakan petasan, dan membuat bunyi-bunyian untuk mengusir Nian.

Tradisi ini kemudian berkembang menjadi perayaan Tahun Baru Imlek.

  1. Siklus Kalender Lunar

Imlek dirayakan berdasarkan kalender lunar, yang berbeda dengan kalender Gregorian.

Tahun Baru Imlek jatuh pada bulan pertama dalam kalender lunar, biasanya antara akhir Januari hingga pertengahan Februari.

Kalender lunar Tionghoa juga berputar dalam siklus 12 tahun, masing-masing tahun diwakili oleh salah satu dari 12 shio (hewan zodiak).

 

Tradisi Yang dilakukan orang China saat Tahun baru Imlek adalah sebagai berikut

Membersihkan Rumah (Da Sao Chu) 打扫房子 (dǎsǎo fángzi)

Sebelum Tahun Baru Imlek, semua anggota keluarga membersihkan rumah mereka secara menyeluruh. Ritual ini melambangkan “menyapu” kesialan dan nasib buruk dari tahun sebelumnya, membuka jalan bagi keberuntungan di tahun baru. Setelah Imlek dimulai, aktivitas menyapu atau membersihkan dihentikan sementara untuk menghindari “membuang” keberuntungan.

Menghias Rumah dengan Dekorasi Merah, 红色装饰 (hóngsè zhuāngshì)

Warna merah mendominasi perayaan Imlek, karena melambangkan keberuntungan, kebahagiaan, dan perlindungan dari roh jahat. Beberapa dekorasi yang populer meliputi:

Hiasan Duilian   yaitu Kaligrafi puisi atau ucapan keberuntungan ditempel di pintu.

Kertas Potong (Jianzhi) yaitu Hiasan berbentuk simbol keberuntungan.

Lentera Merah yang digantung di luar rumah atau di jalan-jalan.

Petasan 鞭炮 (biānpào) dan Kembang Api 烟花 (yānhuā)

Menyalakan kembang api bertujuan untuk mengusir roh jahat, terutama makhluk mitos bernama Nian, yang konon takut terhadap suara keras dan warna merah.

Angpao,  红包 (hóngbāo)

Amplop merah berisi uang diberikan oleh orang dewasa kepada anak-anak atau yang belum menikah. Angpao melambangkan doa keberuntungan dan kemakmuran.

Pulang Kampung (Chunyun),  回乡 (huí xiāng)

Tahun Baru Imlek adalah momen di mana jutaan orang di Tiongkok melakukan perjalanan pulang untuk berkumpul dengan keluarga. Ini dikenal sebagai migrasi manusia terbesar di dunia setiap tahun.

Makan Malam Keluarga (Reunion Dinner) 晚餐 (wǎncān)

Malam sebelum Tahun Baru adalah waktu untuk berkumpul dengan keluarga besar. Hidangan khas meliputi:

Dumpling 饺子 (jiǎozi: Melambangkan keberuntungan dan kemakmuran.

Ikan (yú): Tidak dimakan habis sebagai simbol “keberuntungan yang berlimpah”.

Nian Gao年糕 (niángāo): Kue beras ketan yang melambangkan peningkatan rezeki.

Festival Kuil (Temple Fair)

Banyak orang mengunjungi kuil untuk berdoa memohon keberuntungan di tahun mendatang. Di beberapa daerah, festival ini diisi dengan tarian, makanan, dan pertunjukan seni.

Hari ke-15: Festival Cap Go Meh十五夜 (shíwǔ yè), 元宵节 (yuánxiāo jié)

Imlek berakhir dengan Festival Cap Go Meh, ditandai dengan makan pangsit, bermain lampion, dan menikmati pemandangan bulan purnama.

Tarian Barongsai dan Naga

Tarian ini merupakan simbol keberanian, kekuatan, dan keberuntungan. Barongsai dan naga dipercaya mengusir roh jahat dan membawa energi positif.

Pakaian Baru

Masyarakat mengenakan pakaian baru, terutama dengan warna merah, untuk melambangkan awal baru yang cerah dan penuh keberuntungan. Warna merah juga dipercaya mengusir roh jahat.

Menghormati Leluhur

Tradisi mengunjungi makam leluhur atau menyiapkan meja altar untuk menghormati mereka adalah bagian penting dari Imlek. Keluarga akan membakar dupa dan kertas sembahyang untuk menunjukkan rasa hormat dan meminta perlindungan mereka.

Makanan Simbolis

Selain ikan, dumpling, dan nian gao, ada makanan lain yang memiliki makna simbolis, seperti:

Jeruk Mandarin: Melambangkan kemakmuran karena bentuknya menyerupai emas.

Mi Panjang Umur: Hidangan ini tidak boleh dipotong, melambangkan umur panjang.

Spring Rolls: Hidangan ini menyerupai batang emas, melambangkan kekayaan.

Makna Simbolis

Warna Merah: Simbol keberuntungan dan perlindungan dari roh jahat.

Petasan: Mengusir roh jahat dan menyambut kebahagiaan.

Angpao: Melambangkan berbagi rezeki dan doa untuk keberuntungan.

Shio: Setiap tahun baru membawa energi yang berbeda sesuai dengan hewan shio yang menaungi tahun tersebut.

 

Perayaan Imlek di Berbagai Negara

Imlek adalah tradisi yang diwariskan di berbagai negara, terutama di komunitas diaspora Tionghoa. Namun, setiap negara memiliki cara unik untuk merayakannya:

  1. Tiongkok

Di Tiongkok, Imlek disebut Festival Musim Semi (Chūn Jié).

Seluruh negara mengalami migrasi besar-besaran saat orang pulang kampung untuk berkumpul bersama keluarga (tradisi ini disebut Chunyun).

Dekorasi seperti lentera merah, kaligrafi keberuntungan, dan simbol zodiak tahun tersebut menghiasi rumah dan jalanan.

  1. Indonesia

Di Indonesia, Imlek dikenal sebagai Tahun Baru Imlek dan diakui sebagai hari libur nasional sejak 2000, setelah dilarang selama rezim Orde Baru.

Tradisi unik di Indonesia meliputi sembahyang di klenteng, pertunjukan barongsai, dan pemberian angpao.

Beberapa daerah, seperti Singkawang di Kalimantan Barat, menyelenggarakan Cap Go Meh secara besar-besaran dengan pawai tatung (orang yang kerasukan roh leluhur).

  1. Malaysia dan Singapura

Di Malaysia dan Singapura, komunitas Tionghoa merayakan Imlek dengan tradisi lo hei, yaitu mengaduk salad Yusheng (simbol keberuntungan) sambil menyebutkan harapan untuk tahun baru.

Festival lampion dan pertunjukan budaya juga menjadi bagian penting dari perayaan ini.

  1. Korea (Seollal)

Di Korea, Imlek dikenal sebagai Seollal. Meski ada perbedaan budaya, inti perayaannya adalah penghormatan kepada leluhur dan reuni keluarga.

Orang Korea mengenakan pakaian tradisional (hanbok) dan mengadakan upacara khusus untuk leluhur.

  1. Vietnam (Tết Nguyên Đán)

Di Vietnam, Imlek disebut Tết.

Tradisi termasuk menghias rumah dengan bunga persik atau kumquat, membuat makanan khas seperti bánh chưng, dan memberi angpao kepada anak-anak.

 

Transformasi Tradisi Imlek di Era Modern

Di era globalisasi, Imlek semakin dikenal di berbagai belahan dunia sebagai bagian dari warisan budaya dunia. Tradisi ini disesuaikan dengan zaman modern, seperti:

Pemberian angpao secara digital melalui aplikasi pembayaran.

Festival virtual yang memungkinkan diaspora merayakan bersama secara daring.

Integrasi elemen modern, seperti dekorasi bertema teknologi, dalam perayaan tradisional.

Secara keseluruhan, Imlek adalah waktu untuk merayakan kebersamaan, mendoakan tahun baru yang penuh berkah, dan menjaga tradisi budaya yang telah diwariskan turun temurun.

 

Demikianlah Sejarah Tradisi Perayaan Imlek (Chūnjié – 春节) di China. Tentunya masih banyak artikel lain dari admin MandarinMe seputar budaya China seperti perayaan bakcang.  Semoga semua informasi ini bermanfaat untuk kita semua.

Mungkin Anda juga menyukai